Senin, 27 Juli 2009

Jakartaku yang Sedang Biru

Hari ini, entah kenapa dan entah mengapa, jakarta tak biasanya. Awan menghitam, polusi di mana-mana, panas tak banyak terlihat di hari ini.

Langit membiru, ditemani gemawan yang putih, lembut, laksana kapas. Udara sedikit kencang berhembus, namun tetap sejuk. Indah sekali.

Apalagi ketika kita lemparkan pandangan kita ke atas, lalu sedikit menoleh ke arah timur. Terlihat bulan sabit yang samar. Mengapa tak tiap hari saja suasana seperti ini.


ketika kita menengadah ke atas, rasa-rasanya para penyair berkumpul dalam diri kita, seolah-olah apa yang kita lihat adalah sebait kata puisi yang indah. menjadi puitis jiwa ini melihat keahungan ciptaannya.

Udara dan cuaca yang indah hari ini melupakan jiwa ini terhadap keadaan jakarta yang sebebarnya. jakarta yang selalu sibuk akan aktivitas manusia untuk mengejar uang, uang dan uang.

aaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrggggghhhhhhhhhh.....

Hidup ini begitu sulit. Tapi, jika kita resapi, penderitaan itu selalu berbuah manis jika kita selalu sabar dan berikhtiar.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

uang??...hhhh...padahal kalo dah ga da alam, apa uang masih punya kuasa?
apa masih ada ucapan selamat pagi jika alam sudah tak lagi menendangkan lagu?
sungguh ingin ku berbagi nikmatnya pendaki meresapi bumi
sebelum tak lagi bumi berbagi kasih

chevymemoar mengatakan...

benar, manusia sekarang tyelah diperbudak oleh uang.....